Apa yang terlintas di pikiran Anda kala mendengar kata Naga? Makhluk legendaris yang berwujud ular besar ini diyakini keberadaannya oleh banyak kalangan. Ada banyak versi naga di dunia, namun yang paling diyakini keberadaannya adalah Naga yang tinggal di laut dalam. Para saksi mata bermunculaan, dan berita hoax pun banyak beredar. Foto-foto atau video yang diunggah ke Internet menggambarkan sesosok Naga yang tertangkap kamera, di antaranya adalah palsu. Namun, keyakinan akan keberadaan makhluk legendaris ini mungkin terobati dengan kehadiran sesosok ikan langka yang besar dan panjang, Oarfish.
Oarfish (Regalecus glesne) adalah ikan besar memanjang dan sangat langka yang termasuk dalam famili Regalaciade, yang notabene-nya adalah sebuah famili kecil dalam kingdom Animalia. Hanya ada 4 spesies dari 2 Genera. Oarfish berenang di kedalaman 600 - 3.000 kaki, dan sangat jarang muncul ke permukaan air. Inilah penyebannya mengapa sangat sulit untuk menemukan ikan ini. Oarfish sebenarnya merujuk ke salah satu dari empat subspesies ini, tetapi pada umumnya digunakan untuk menyebut Raja Ikan Herring.
Oarfish yang sering dikenal sebagai Sea Serpent (Naga Laut) ini adalah ikan bertulang terpanjang di dunia. Tercatat, oarfish (Raja ikan Herring) terpanjang yang pernah ditemukan yaitu 17 meter (56 kaki). Bentuknya yang aneh dengan sirip di atas kepala yang berbentuk seperti jambul merupakan nilai tambahnya sebagai naga laut. Tubuhnya berwarna perak dan tidak memiliki sisik.
Mitos Naga Laut
Pada tahun 1860an, seekor Raja Ikan Haring terdampar di pesisir patai Bermuda dengan panjangnya sekitar 16 kaki (4,9 meter). Sejak saat itu ikan ini kemudian disebut-sebut sebagai Naga Laut (Sea Serpent).
Selain bentuk tubuhnya yang panjang, ikan ini memiliki “jambul” di kepalanya yang merupakan “ciri khas” seekor naga.
Bentuk Fisik
Tubuhnya yang panjang dipadu sirip merah muda membuat ikan ini mengesankan. Siripnya itu memanjang sepanjang tubuh mulai dari atas matanya yang relatif kecil. Dari 400 tulang siripnya, 10 sampai 12-nya yang pertama berdiri dengan sudut yang berbeda, membentuk sebuah “jambul” di atas kepalanya yang dihiasi dengan bintik-bintik kemerahan. Begitu juga dengan sirip pelvik-nya, memanjang dan dihiasi dengan bintik-bintik kemerahan.
Sirip pektoralnya sangat kecil dan terletak pada tubuhnya. Sementara sirip analnya benar-benar tidak ada serta sirip kaudal juga kecil atau hampir tidak ada. Semua siripnya kekurangan tulang sejati. Seperti anggota familinya yang lain, oarfish memiliki mulut yang tidak sempurna dan tidak ada gigi yang terlihat. Tubuhnya tidak memiliki sisik dan kulitnya mudah terkelupas, berwarna perak dan mengandung guanin. Warna oarfish juga bervariasi; bagian panggul umumnya berwarna kebiru-biruan hingga kehitaman, bintik hitam, dan garis yang berlekuk-lekuk. Tanda ini mudah hilang segera setelah ikan ini mati.
Mangsa dan Pemangsa
Makanan utama oarfish adalah zooplankton. Selain itu ikan ini dengan selektif menyaring makanan lain berupa euphausiid (sejenis krustasea), udang, dan krustasea-krustasea lainnya. Ikan-ikan kecil, ubur-ubur, hingga cumi-cumi juga dimakannya. Semua karnivora samudra lepas, kemungkinan adalah pemangsa bagi oarfish, seperti Hiu Whitetip.
Habitat
Oarfish dapat hidup di perairan beriklim tropis dan sedang. Walaupun demikian, sangat sulit untuk menemukan ikan ini.
Misteri
Ada hal aneh pada oarfish (atau raja ikan herring) ini. Yaitu, pada banyak kasus ikan ini ditemukan (sudah mati) tanpa bagian ekor. Awalnya diduga karena serangan hiu, tetapi selanjutnya diragukan. Pada tahun 2010 ditemukan seekor oarfish terdampar di Swedia dengan bagian ekor yang hampir putus. Tidak ditemukan tanda-tanda bekas gigitan pada ikan ini. Bekas lukanya tampak sudah lama dan ikan ini sudah hidup lama sejak memiliki luka tersebut. Sebagai tamabahan, semua raja ikan herring yang ditemukan tanpa ekor ini, tempat putus bagian ekor semuanya sama, yaitu berada di sepertiga bagian tubuhnya yang terakhir.
Dr. Tyson Roberts dari Lembaga Penelitian Hewan Tropis Smithsonian (STRI), yang merupakan ahli terkemuka tentang raja ikan herring, percaya bahwa spesies ini mampu melakukan aktifitas autotomi. Yaitu kemampuan untuk membuang (memutuskan) bagian tubuh sendiri (cicak adalah spesias yang dikenal melakukan ini apabila ada predator yang mengincarnya).
Tidak dapat dipastikan kalau oarfish melakukan ini karena serangan predator, beberapa ikan, terutama hiu yang besar dapat langsung menghabisi oarfish ini. Tidak diketahui mengapa oarfish memutuskan bagian ekornya sendiri, namun nampaknya mereka bahagia hidup tanpa ekor dan bahkan tulang punggung mereka pun terlihat.
0 comments:
Post a Comment